MAKALAH ASUHAN
NEONATUS, BAYI DAN BALITA
DIAPER RASH
Dosen Pengampu : Kartika
Sukmaningtyas, S.SiT
Kelompok :
1. Agustina
Rahmawati
2. Nurul azah
3. Haniatun Mari’ah
4. Rizqi Putri
Akhiriyani
Kelas : II.A
AKADEMI KEBIDANAN
HARAPAN IBU
KOTA PEKALONGAN
|
DAFTAR
ISI
HALAMAN
SAMPUL...............................................................................................................i
DAFTAR
ISI.............................................................................................................................ii
BAB
I
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar
Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusah
Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................1
BAB
II PEMBAHASAN...........................................................................................................1
1. PENGERTIAN
DIAPER RASH..................................................................................3
2. ANGKA
KEJADIAN DIAPER RASH.......................................................................3
3. PENYEBAB
DIAPER RASH .................................................................................... 4
4. FAKTOR
YANG BERPERAN .................................................................................. 4
5. GEJALA
DIAPER RASH............................................................................................6
6. PENCEGAHAN
DIAPER RASH........................................................................7
7. PENATALAKSANAAN
DIAPER RASH..................................................................8
BAB
III PENUTUP..................................................................................................................11
A. KESIMPULAN.................................................................................................11
B. SARAN.....................................................................................................................11
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................................12
|
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Diaper rash atau
yang sering disebut sebagai ruam popok sering terjadi pada anak balita. Akibat
dari iritasi pada bagian bokong bayi dan kebanyakan bayi baru lahir memiliki
iritasi kulit yang tak berbahaya yang biasanya akan hilang sendiri.
Ini bisa terjadi jika popok basahnya telat diganti, popoknya terlalu kasar dan tidak menyerap keringat, infeksi jamur atau bakteri atau bahkan eksema. Diaper rush merupakan masalah kulit pada daerah genital bayi yang ditandai dengan timbulnya bercak-bercak merah di kulit, biasanya terjadi pada bayi yang memiliki kulit sensitif dan mudah terkena iritasi. Bercak-bercak ini akan hilang dalam beberapa hari jika dibasuh dengan air hangat dan diolesi lotion atau cream khusus ruam popok, atau dengan melepaskan popok beberapa waktu.
Ini bisa terjadi jika popok basahnya telat diganti, popoknya terlalu kasar dan tidak menyerap keringat, infeksi jamur atau bakteri atau bahkan eksema. Diaper rush merupakan masalah kulit pada daerah genital bayi yang ditandai dengan timbulnya bercak-bercak merah di kulit, biasanya terjadi pada bayi yang memiliki kulit sensitif dan mudah terkena iritasi. Bercak-bercak ini akan hilang dalam beberapa hari jika dibasuh dengan air hangat dan diolesi lotion atau cream khusus ruam popok, atau dengan melepaskan popok beberapa waktu.
B. TUJUAN
Tujuan
Umum :
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita mengenai Diaper
rash.
Tujuan
Khusus :
1. Agar
mahasiswa mengetahui pengertian dari Diaper rash.
2. Agar
mahasiswa mengetahui angka kejadian dari Diaper rash.
3. Agar
mahasiswa mengetahui penyebab dari Diaper rash.
4. Agar
mahasiswa mengetahui apa saja faktor-faktor yang berperan dalam timbulnya
Diaper rash.
5. Agar
mahasiswa mengetahui gejala dari Diaper rash.
6. Agar
mahasiswa mengetahui bagaimana penatalaksanaan dari Diaper rash.
|
C. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
pengertian dari Diaper rash ?
2. Berapa
angka kejadian ada Diaper rash ?
3. Apa
saja yang bisa menyebabkan terjadinya Diaper rash ?
4. Faktor-faktor
apa saja yang berperan dalam timbulnya Diaper rash ?
5. Apa
saja gejala dari Diaper rash ?
6. Bagaimana
penatalaksanaan dari Diaper rash ?
|
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Diaper Rash
Menurut
beberapa ahli pengertian dari diaper rash :
a. Diaper
rash yang dikenal juga dengan eksim popok, dermatitis popok , napkin dermatitis,
diaper dermatitis, adalah kelainan kulit yang timbul di daerah kulit yang
tertutup popok, terjadi setelah penggunaan popok ( Diana, IA, 2006 )
b. Eksim
popok, yang disebut juga dermatitis popok adalah kelainan kulit/ ruam kulit
yang timbul akibat radang di daerah yang tertutup popok, yaitu di alat kelamin,
sekitar dubur, bokong, lipat paha dan perut bagian bawah. Penyakit ini sering
terjadi pada bayi dan balita yang menggunakan popok, biasanya pada usia kurang
dari 3 tahun, penyakit ini paling banyak pada usia 9 – 12 bulan ( Titi LS, 2000
)
c. Eksim
popok merupakan peradangan kulit di daerah popok yang paling sering diderita
oleh bayi dan anak, kelainan ini dapat diderita oleh bayi laki-laki atau
perempuan ( Lokananta MD, 2004 )
d. Dermatitis
popok atau diaper dermatitis adalah dermatitis yang terjadi pada daerah yang
tertutup popok, biasanya disebabkan iritasi oleh urin dan feses ( Dharmadi HP,
2006 )
e. Eksim
popok adalah eksim yang terlokalisasi, paling tidak awalnya terjadi pada daerah
yang tertutup popok dan keadaan ini terjadi setelah pemakaian popok ( Diana IA, dkk, 2006 )
2.
Angka
Kejadian Diaper Rash
a. Menurut
Titi L, dkk (2006), angka kejadian dermatitis pada usia 3-18 bulan, puncaknya
pada usia 6-9 bulan; 50% dari bayi dan anak pernah menderita dermatitis popok
dengan berbagai gambaran klinis mulai dari yang ringan sampai berat.
b.
|
c. Menurut
Boediardja, SA (2000), mengemukakan bahwa penyakit ini sering terjadi pada bayi
dan balita yang menggunakan popok, biasanya pada usia kurang dari 3 tahun dan
paling banyak pada usia 9-12 bulan.
3.
Penyebab
Diaper Rash
Penyakit
ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti faktor fisik, kimia,
enzimatik dan biogenik (kuman dalam urin dan feses). Tetapi penyebab diaper
rash/ eksim popok terutama disebabkan oleh iritasi terhadap kulit yang tertutup
oleh popok karena cara pemakaian popok yang tidak benar, seperti :
a. Penggunaan
popok yang lama.
Perlu diketahui bahwa
jenis popok bayi ada dua macam yaitu :
1) Popok
yang disposable (sekali pakai-buang atau sering juga disebut pempers bayi,
disposable diaper). Bahan yang digunakan pada popok ini adalah bukan bahan
tenunan tetapi bahan yang dilapisi dengan lembaran yang tahan air dan lapisan
dengan bahan penyerap, berbentuk popok kertas maupun plastik.
2) Popok
yang dapat digunakan secara berulang (seperti popok yang terbuat dari katun).
Diaper rash banyak
ditemui pada bayi yang memakai popok disposable ( kertas/plastik ) dari pada
popok yang terbuat dari bahan katun, karena :
1) Kontak
yang terus-menerus antara popok kertas dengan kulit bayi serta dengan urin dan
feses.
2) Kontak
bahan kimia yang terdapat dalam kandungan bahan popok itu sendiri.
3) Di
udara panas, bakteri dan jamur lebih mudah berkembang biak pada bahan plastik/
kertas daripada bahan katun.
b. Tidak
segera mengganti popok setelah bayi dan anak BAB/ BAK.
4.
Faktor-faktor
yang berperan dalam timbulnya Diaper Rash
Faktor-faktor
penyebab yang dipertimbangkan dalam terjadinya diaper rash, antara lain :
a. Feses
dan urine
b. Kelembaban
kulit
c. Kulit
yang basah dan kotor berlangsung lama
d. Keadaan
tertutup ketat oleh popok
e.
|
f. Suhu
g. Jamur
dan kuman
a.
Feses
dan urine
Feses dan urine
merupakan bahan-bahan yang sifatnya mengiritasi kulit. Feses yang tidak segera dibuang,
bila bercampur dengan urine, akan menyebabkan pembentukan amonia. Amonia yang
terbentuk dari urine dan enzime yang berasal dari feses akan meningkatkan
keasaman (pH) kulit dan akhirnya menyebabkan iritasi pada kulit. Pada bayi yang
diberi ASI lebih sedikit menderita diaper rash bila dibandingkan dengan bayi
yang hanya diberikan susu formula. Hal ini disebabkan oleh karena ASI telah terbukti
menurunkan pH feses.
b.
Kelembaban
dan Kulit
Kelembaban yang
berlebihan dikarenakan oleh penggunaan popok yang bersifat menutup kulit,
sehingga menghambat terjadinya penyerapan dan menyebabkan kulit menjadi lembab
.
Kulit yang lembab dapat
menyebabkan hal-hal berikut ini :
1) Lebih
rentan terhadap gesekan antara kulit dengan popok sehingga kulit lebih mudah
lecet dan mudah iritasi.
2) Lebih
mudah dilalui oleh bahan-bahan yang dapat menyebabkan iritasi (bahan iritan)
3) Mempermudah
pertumbuhan kuman dan jamur.
c.
Gesekan-gesekan
Gesekan-gesekan dengan
pakaian, selimut atau linen dan gesekan-gesekan yang terjadi akibat aktivitas bayi
juga dapat menimbulkan luka lecet yang akan memperberat diaper rash.
d.
Suhu
Peningkatan suhu kulit
juga merupakan faktor yang memperberat diaper rash. Hal ini disebabkan oleh
karena popok yang menghambat penyerapan sehingga hilangnya panas juga berkurang.
Bila bayi/ anak demam, juga dapat memperberat diaper rash. Suhu yang meningkat
akan mengakibatkan pembuluh darah melebar dan mudah terjadi peradangan.
|
e.
Jamur
dan Kuman
Beberapa mikroorganisme
seperti jamur candida albicans dan kuman/ bakteri staphylococcus aureus
merupakan faktor penting yang berperan dalam timbulnya diaper rash. Hal ini
disebabkan oleh keadaan kulit yang basah dan lembab, serta pemakaian popok yang
berlangsung lama.
5.
Gejala
Diaper Rash
Gejala
diaper rash bervariasi dari yang ringan sampai dengan yang berat. Secara klinis
dapat terlihat sebagai berikut :
a. Gejala-gejala
yang biasa ditemukan pada diaper rash oleh kontak dengan iritan, seperti :
kemerahan yang meluas, berkilat, kadang mirip luka bakar, timbul bintil-bintil
merah, lecet atau luka bersisik, kadang membasah dan bengkak pada daerah yang
paling lama berkontak dengan popok, seperti pada paha bagian dalam dan lipatan
paha (bagian cembung bokong).
b. Gejala
yang terjadi akibat gesekan yang berulang pada tepi popok, yaitu : bercak
kemerahan yang membentuk garis di tepi batas popok pada paha dan perut.
c. Gejala
diaper rash oleh karena jamur candida yang ditandai dengan bercak atau bintil
kemerahan warna merah terang, basah, dengan lecet-lecet pada selaput lendir
anus dan kulit sekitar anus, lesi berbatas tegas dan terdapat lesi lainnya di
sekitarnya.
Dampak
bagi tingkah laku anak :
a. Rewel
karena gatal.
b. Susah
tidur, gelisah.
c.
Garuk-garuk, bisa
sampai berdarah-darah jika langsung digaruk di tempat yang ruam.
Dampak bagi orang tua :
a. Gelisah,
tidak tenang, apalagi jika sudah di treatment, tapi tidak sembuh-sembuh sampai
lama.
b. Ikut
sedih jika anak rewel karena gatal.
c. Semakain
khawatir jika ruam sampai digaruk dan berdarah.
|
Skema terjadinya Diaper
Rash
6.
Pencegahan
Diaper Rash
Tindakan
pencegahan dapat dilakukan dengan mengetahui penyebab dan faktor-faktor yang
berperan dalam menimbulkan diaper rash, yaitu :
a. Mengurangi
kelembaban dan gesekan kulit, antara lain dengan :
1) Segera
mengganti popok setelah bayi/ anak BAK atau BAB. Dengan sering mengganti popok
dapat mencegah terjadinya diaper rash.
2)
|
3) Bila
menggunakan popok disposable, pakaikan sesuai dengan daya tampung dan segera
ganti.
4) Hindari
pemakaian popok yang ketat, tebal, terbuat dari bahan plastik, bahan yang
terlalu kasar, kaku, dan terlalu menutup.
b. Memilih
popok yang baik
Sebenarnya popok sekali
pakai atau popok yang dipakai berulang yang terbuat dari bahan kain katun sama
baiknya dalam penggunaannya, asalkan orang tua mengetahui penggunaannya yang
baik dan mencegah terjadinya diaper rash, seperti : popok harus diganti
sesering mungkin dan segera setelah kotor. Popok sekali pakai yang beredar di pasaran biasanya mengandung bahan
yang dapat menyerap cairan sehingga kulit menjadi lebih kering dan dapat
mempertahankan pH kulit mendekati normal sehingga mengurangi timbulnya diaper
rash.
7.
Penanganan
Diaper Rash
Perawatan kulit yang seksama dan
higienis adalah penanganan terpenting ruam popok. Berikut beberapa cara
perawatan ruam popok yang dapat membantu penyembuhan ruam popok pada bayi :
a.
Mengganti popok lebih sering dari biasanya.
b.
Mencuci bersih kulit bayi dengan sabun yang lembut, lalu
mengeringkannya.
c.
Setelah dibersihkan, biarkan kulit terbuka terhadap udara,
tanpa popok beberapa saat (selama mungkin).
d.
Makanan tertentu mungkin dapat memperburuk ruam. Contohnya
makanan-makanan asam seperti jeruk dan saus tomat. Jangan memberikan makanan
tersebut pada bayi sampai ruam hilang.
e.
Jika ruam disebabkan oleh dermatitis alergi, maka disarankan
untuk menghentikan penggunaan sabun atau detergen baru yang dapat menyebabkan
ruam.
f.
Jika ruam ternyata disebabkan oleh infeksi candida, maka
cara perawatannya yaitu dengan menggunakan krim obat luar anti jamur.
|
Perawatan Medis Ruam Popok
Jika bayi ternyata memiliki infeksi
candida, dokter mungkin akan merekomendasikan krim atau obat anti jamur. Jika
ruam bukan karena infeksi jamur, dokter mungkin akan merekomendasikan
pengobatan dengan krim atau salep steroid topikal. Jika bayi memiliki impetigo
(infeksi bakteri), dokter mungkin akan memberikan obat antibiotik.
Berbagai obat atasi ruam
popok :
a. Kategori
obat : pelindung kulit. Dalam kategori ini adalah obat-obat yang aman dan
dijual bebas memiliki cara kerja melindungi kulit. Misalnya obat oles yang
mengandung seng oksida (zinc oxide), bekerja sebagai antiseptik, menyejukkan
kulit, dan mempercepat penyembuhan, juga petrolatum atau lanolin yang menahan
air dalam kulit dan mencegah iritasi.
b. Kategori
obat : Anti jamur. Dipakai bila dicurigai ada infeksi jamur atau telah terbukti
dengan pemeriksaan laboratorium. Biasanya yang digunakan adalah krim atau salep
nistatin, klotrimazol, atau econazole nitrat, bekerja mematikan dan mencegah
pertumbuhan jamur lebih lanjut.
c. Kategori
obat : steroid topikal (dioleskan di kulit). Bekerja mengurangi peradangan.
Misalnya obat yang mengandung hidrokortison. Penggunaannya perlu hati-hati
karena efek sampingnya. Dapat diserap tubuh jika dipakai berlebihan dan justru
dapat memperparah ruam popok jika ternyata disertai oleh infeksi jamur atau
bakteri.
d. Kategori
obat : antibiotika topikal. Digunakan untuk mengobati ruam popok yang
terinfeksi bakteri.
|
DIAPER RASH
|
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Diaper rush adalah iritasi pada
kulit bayi yang terjadi di daerah bokong. Ini bisa terjadi jika popok basahnya
telat diganti, atau popoknya terlalu kasar dan tidak menyerap keringat, infeksi
jamur atau bakteri atau bahkan eksema. Ruam popok atau diaper rush merupakan
masalah kulit pada daerah genital bayi yang ditandai dengan timbulnya
bercak-bercak merah dikulit, biasanya terjadi pada bayi yang memiliki kulit
sensitif dan mudah terkena iritasi. Bercak-bercak ini akan hilang dalam
beberapa hari jika dibasuh dengan air hangat, dan diolesi lotion atau cream
khusus atau dengan melepaskan popok beberapa waktu.
B.
SARAN
Sebaiknya para orang tua lebih
memperhatikan bayinya terutama pada pemakaian popok, agar tidak terjadi diaper
rash. Dan para orang tua tidak malas untuk mengganti popok bayi apabila dirasa
popok tersebut telah penuh, yaitu 6 jam sekali.
|
DAFTAR
PUSTAKA
Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan
Anak dalam Kebidanan. Jakarta : TIM
andriansetyo.files.wordpress.com
|
||||
|
MAKALAH ASUHAN
NEONATUS, BAYI DAN BALITA
DIAPER RASH
Dosen Pengampu : Kartika
Sukmaningtyas, S.SiT
Kelompok :
1. Agustina
Rahmawati
2. Dewi Fatmawati
3. Haniatun Mari’ah
4. Rizqi Putri
Akhiriyani
Kelas : II.A
AKADEMI KEBIDANAN
HARAPAN IBU
KOTA PEKALONGAN
|
DAFTAR
ISI
HALAMAN
SAMPUL...............................................................................................................i
DAFTAR
ISI.............................................................................................................................ii
BAB
I
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar
Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusah
Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................1
BAB
II PEMBAHASAN...........................................................................................................1
1. PENGERTIAN
DIAPER RASH..................................................................................3
2. ANGKA
KEJADIAN DIAPER RASH.......................................................................3
3. PENYEBAB
DIAPER RASH .................................................................................... 4
4. FAKTOR
YANG BERPERAN .................................................................................. 4
5. GEJALA
DIAPER RASH............................................................................................6
6. PENCEGAHAN
DIAPER RASH........................................................................7
7. PENATALAKSANAAN
DIAPER RASH..................................................................8
BAB
III PENUTUP..................................................................................................................11
A. KESIMPULAN.................................................................................................11
B. SARAN.....................................................................................................................11
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................................12
|
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Diaper rash atau
yang sering disebut sebagai ruam popok sering terjadi pada anak balita. Akibat
dari iritasi pada bagian bokong bayi dan kebanyakan bayi baru lahir memiliki
iritasi kulit yang tak berbahaya yang biasanya akan hilang sendiri.
Ini bisa terjadi jika popok basahnya telat diganti, popoknya terlalu kasar dan tidak menyerap keringat, infeksi jamur atau bakteri atau bahkan eksema. Diaper rush merupakan masalah kulit pada daerah genital bayi yang ditandai dengan timbulnya bercak-bercak merah di kulit, biasanya terjadi pada bayi yang memiliki kulit sensitif dan mudah terkena iritasi. Bercak-bercak ini akan hilang dalam beberapa hari jika dibasuh dengan air hangat dan diolesi lotion atau cream khusus ruam popok, atau dengan melepaskan popok beberapa waktu.
Ini bisa terjadi jika popok basahnya telat diganti, popoknya terlalu kasar dan tidak menyerap keringat, infeksi jamur atau bakteri atau bahkan eksema. Diaper rush merupakan masalah kulit pada daerah genital bayi yang ditandai dengan timbulnya bercak-bercak merah di kulit, biasanya terjadi pada bayi yang memiliki kulit sensitif dan mudah terkena iritasi. Bercak-bercak ini akan hilang dalam beberapa hari jika dibasuh dengan air hangat dan diolesi lotion atau cream khusus ruam popok, atau dengan melepaskan popok beberapa waktu.
B. TUJUAN
Tujuan
Umum :
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita mengenai Diaper
rash.
Tujuan
Khusus :
1. Agar
mahasiswa mengetahui pengertian dari Diaper rash.
2. Agar
mahasiswa mengetahui angka kejadian dari Diaper rash.
3. Agar
mahasiswa mengetahui penyebab dari Diaper rash.
4. Agar
mahasiswa mengetahui apa saja faktor-faktor yang berperan dalam timbulnya
Diaper rash.
5. Agar
mahasiswa mengetahui gejala dari Diaper rash.
6. Agar
mahasiswa mengetahui bagaimana penatalaksanaan dari Diaper rash.
|
C. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
pengertian dari Diaper rash ?
2. Berapa
angka kejadian ada Diaper rash ?
3. Apa
saja yang bisa menyebabkan terjadinya Diaper rash ?
4. Faktor-faktor
apa saja yang berperan dalam timbulnya Diaper rash ?
5. Apa
saja gejala dari Diaper rash ?
6. Bagaimana
penatalaksanaan dari Diaper rash ?
|
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Diaper Rash
Menurut
beberapa ahli pengertian dari diaper rash :
a. Diaper
rash yang dikenal juga dengan eksim popok, dermatitis popok , napkin dermatitis,
diaper dermatitis, adalah kelainan kulit yang timbul di daerah kulit yang
tertutup popok, terjadi setelah penggunaan popok ( Diana, IA, 2006 )
b. Eksim
popok, yang disebut juga dermatitis popok adalah kelainan kulit/ ruam kulit
yang timbul akibat radang di daerah yang tertutup popok, yaitu di alat kelamin,
sekitar dubur, bokong, lipat paha dan perut bagian bawah. Penyakit ini sering
terjadi pada bayi dan balita yang menggunakan popok, biasanya pada usia kurang
dari 3 tahun, penyakit ini paling banyak pada usia 9 – 12 bulan ( Titi LS, 2000
)
c. Eksim
popok merupakan peradangan kulit di daerah popok yang paling sering diderita
oleh bayi dan anak, kelainan ini dapat diderita oleh bayi laki-laki atau
perempuan ( Lokananta MD, 2004 )
d. Dermatitis
popok atau diaper dermatitis adalah dermatitis yang terjadi pada daerah yang
tertutup popok, biasanya disebabkan iritasi oleh urin dan feses ( Dharmadi HP,
2006 )
e. Eksim
popok adalah eksim yang terlokalisasi, paling tidak awalnya terjadi pada daerah
yang tertutup popok dan keadaan ini terjadi setelah pemakaian popok ( Diana IA, dkk, 2006 )
2.
Angka
Kejadian Diaper Rash
a. Menurut
Titi L, dkk (2006), angka kejadian dermatitis pada usia 3-18 bulan, puncaknya
pada usia 6-9 bulan; 50% dari bayi dan anak pernah menderita dermatitis popok
dengan berbagai gambaran klinis mulai dari yang ringan sampai berat.
b.
|
c. Menurut
Boediardja, SA (2000), mengemukakan bahwa penyakit ini sering terjadi pada bayi
dan balita yang menggunakan popok, biasanya pada usia kurang dari 3 tahun dan
paling banyak pada usia 9-12 bulan.
3.
Penyebab
Diaper Rash
Penyakit
ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti faktor fisik, kimia,
enzimatik dan biogenik (kuman dalam urin dan feses). Tetapi penyebab diaper
rash/ eksim popok terutama disebabkan oleh iritasi terhadap kulit yang tertutup
oleh popok karena cara pemakaian popok yang tidak benar, seperti :
a. Penggunaan
popok yang lama.
Perlu diketahui bahwa
jenis popok bayi ada dua macam yaitu :
1) Popok
yang disposable (sekali pakai-buang atau sering juga disebut pempers bayi,
disposable diaper). Bahan yang digunakan pada popok ini adalah bukan bahan
tenunan tetapi bahan yang dilapisi dengan lembaran yang tahan air dan lapisan
dengan bahan penyerap, berbentuk popok kertas maupun plastik.
2) Popok
yang dapat digunakan secara berulang (seperti popok yang terbuat dari katun).
Diaper rash banyak
ditemui pada bayi yang memakai popok disposable ( kertas/plastik ) dari pada
popok yang terbuat dari bahan katun, karena :
1) Kontak
yang terus-menerus antara popok kertas dengan kulit bayi serta dengan urin dan
feses.
2) Kontak
bahan kimia yang terdapat dalam kandungan bahan popok itu sendiri.
3) Di
udara panas, bakteri dan jamur lebih mudah berkembang biak pada bahan plastik/
kertas daripada bahan katun.
b. Tidak
segera mengganti popok setelah bayi dan anak BAB/ BAK.
4.
Faktor-faktor
yang berperan dalam timbulnya Diaper Rash
Faktor-faktor
penyebab yang dipertimbangkan dalam terjadinya diaper rash, antara lain :
a. Feses
dan urine
b. Kelembaban
kulit
c. Kulit
yang basah dan kotor berlangsung lama
d. Keadaan
tertutup ketat oleh popok
e.
|
f. Suhu
g. Jamur
dan kuman
a.
Feses
dan urine
Feses dan urine
merupakan bahan-bahan yang sifatnya mengiritasi kulit. Feses yang tidak segera dibuang,
bila bercampur dengan urine, akan menyebabkan pembentukan amonia. Amonia yang
terbentuk dari urine dan enzime yang berasal dari feses akan meningkatkan
keasaman (pH) kulit dan akhirnya menyebabkan iritasi pada kulit. Pada bayi yang
diberi ASI lebih sedikit menderita diaper rash bila dibandingkan dengan bayi
yang hanya diberikan susu formula. Hal ini disebabkan oleh karena ASI telah terbukti
menurunkan pH feses.
b.
Kelembaban
dan Kulit
Kelembaban yang
berlebihan dikarenakan oleh penggunaan popok yang bersifat menutup kulit,
sehingga menghambat terjadinya penyerapan dan menyebabkan kulit menjadi lembab
.
Kulit yang lembab dapat
menyebabkan hal-hal berikut ini :
1) Lebih
rentan terhadap gesekan antara kulit dengan popok sehingga kulit lebih mudah
lecet dan mudah iritasi.
2) Lebih
mudah dilalui oleh bahan-bahan yang dapat menyebabkan iritasi (bahan iritan)
3) Mempermudah
pertumbuhan kuman dan jamur.
c.
Gesekan-gesekan
Gesekan-gesekan dengan
pakaian, selimut atau linen dan gesekan-gesekan yang terjadi akibat aktivitas bayi
juga dapat menimbulkan luka lecet yang akan memperberat diaper rash.
d.
Suhu
Peningkatan suhu kulit
juga merupakan faktor yang memperberat diaper rash. Hal ini disebabkan oleh
karena popok yang menghambat penyerapan sehingga hilangnya panas juga berkurang.
Bila bayi/ anak demam, juga dapat memperberat diaper rash. Suhu yang meningkat
akan mengakibatkan pembuluh darah melebar dan mudah terjadi peradangan.
|
e.
Jamur
dan Kuman
Beberapa mikroorganisme
seperti jamur candida albicans dan kuman/ bakteri staphylococcus aureus
merupakan faktor penting yang berperan dalam timbulnya diaper rash. Hal ini
disebabkan oleh keadaan kulit yang basah dan lembab, serta pemakaian popok yang
berlangsung lama.
5.
Gejala
Diaper Rash
Gejala
diaper rash bervariasi dari yang ringan sampai dengan yang berat. Secara klinis
dapat terlihat sebagai berikut :
a. Gejala-gejala
yang biasa ditemukan pada diaper rash oleh kontak dengan iritan, seperti :
kemerahan yang meluas, berkilat, kadang mirip luka bakar, timbul bintil-bintil
merah, lecet atau luka bersisik, kadang membasah dan bengkak pada daerah yang
paling lama berkontak dengan popok, seperti pada paha bagian dalam dan lipatan
paha (bagian cembung bokong).
b. Gejala
yang terjadi akibat gesekan yang berulang pada tepi popok, yaitu : bercak
kemerahan yang membentuk garis di tepi batas popok pada paha dan perut.
c. Gejala
diaper rash oleh karena jamur candida yang ditandai dengan bercak atau bintil
kemerahan warna merah terang, basah, dengan lecet-lecet pada selaput lendir
anus dan kulit sekitar anus, lesi berbatas tegas dan terdapat lesi lainnya di
sekitarnya.
Dampak
bagi tingkah laku anak :
a. Rewel
karena gatal.
b. Susah
tidur, gelisah.
c.
Garuk-garuk, bisa
sampai berdarah-darah jika langsung digaruk di tempat yang ruam.
Dampak bagi orang tua :
a. Gelisah,
tidak tenang, apalagi jika sudah di treatment, tapi tidak sembuh-sembuh sampai
lama.
b. Ikut
sedih jika anak rewel karena gatal.
c. Semakain
khawatir jika ruam sampai digaruk dan berdarah.
|
Skema terjadinya Diaper
Rash
6.
Pencegahan
Diaper Rash
Tindakan
pencegahan dapat dilakukan dengan mengetahui penyebab dan faktor-faktor yang
berperan dalam menimbulkan diaper rash, yaitu :
a. Mengurangi
kelembaban dan gesekan kulit, antara lain dengan :
1) Segera
mengganti popok setelah bayi/ anak BAK atau BAB. Dengan sering mengganti popok
dapat mencegah terjadinya diaper rash.
2)
|
3) Bila
menggunakan popok disposable, pakaikan sesuai dengan daya tampung dan segera
ganti.
4) Hindari
pemakaian popok yang ketat, tebal, terbuat dari bahan plastik, bahan yang
terlalu kasar, kaku, dan terlalu menutup.
b. Memilih
popok yang baik
Sebenarnya popok sekali
pakai atau popok yang dipakai berulang yang terbuat dari bahan kain katun sama
baiknya dalam penggunaannya, asalkan orang tua mengetahui penggunaannya yang
baik dan mencegah terjadinya diaper rash, seperti : popok harus diganti
sesering mungkin dan segera setelah kotor. Popok sekali pakai yang beredar di pasaran biasanya mengandung bahan
yang dapat menyerap cairan sehingga kulit menjadi lebih kering dan dapat
mempertahankan pH kulit mendekati normal sehingga mengurangi timbulnya diaper
rash.
7.
Penanganan
Diaper Rash
Perawatan kulit yang seksama dan
higienis adalah penanganan terpenting ruam popok. Berikut beberapa cara
perawatan ruam popok yang dapat membantu penyembuhan ruam popok pada bayi :
a.
Mengganti popok lebih sering dari biasanya.
b.
Mencuci bersih kulit bayi dengan sabun yang lembut, lalu
mengeringkannya.
c.
Setelah dibersihkan, biarkan kulit terbuka terhadap udara,
tanpa popok beberapa saat (selama mungkin).
d.
Makanan tertentu mungkin dapat memperburuk ruam. Contohnya
makanan-makanan asam seperti jeruk dan saus tomat. Jangan memberikan makanan
tersebut pada bayi sampai ruam hilang.
e.
Jika ruam disebabkan oleh dermatitis alergi, maka disarankan
untuk menghentikan penggunaan sabun atau detergen baru yang dapat menyebabkan
ruam.
f.
Jika ruam ternyata disebabkan oleh infeksi candida, maka
cara perawatannya yaitu dengan menggunakan krim obat luar anti jamur.
|
Perawatan Medis Ruam Popok
Jika bayi ternyata memiliki infeksi
candida, dokter mungkin akan merekomendasikan krim atau obat anti jamur. Jika
ruam bukan karena infeksi jamur, dokter mungkin akan merekomendasikan
pengobatan dengan krim atau salep steroid topikal. Jika bayi memiliki impetigo
(infeksi bakteri), dokter mungkin akan memberikan obat antibiotik.
Berbagai obat atasi ruam
popok :
a. Kategori
obat : pelindung kulit. Dalam kategori ini adalah obat-obat yang aman dan
dijual bebas memiliki cara kerja melindungi kulit. Misalnya obat oles yang
mengandung seng oksida (zinc oxide), bekerja sebagai antiseptik, menyejukkan
kulit, dan mempercepat penyembuhan, juga petrolatum atau lanolin yang menahan
air dalam kulit dan mencegah iritasi.
b. Kategori
obat : Anti jamur. Dipakai bila dicurigai ada infeksi jamur atau telah terbukti
dengan pemeriksaan laboratorium. Biasanya yang digunakan adalah krim atau salep
nistatin, klotrimazol, atau econazole nitrat, bekerja mematikan dan mencegah
pertumbuhan jamur lebih lanjut.
c. Kategori
obat : steroid topikal (dioleskan di kulit). Bekerja mengurangi peradangan.
Misalnya obat yang mengandung hidrokortison. Penggunaannya perlu hati-hati
karena efek sampingnya. Dapat diserap tubuh jika dipakai berlebihan dan justru
dapat memperparah ruam popok jika ternyata disertai oleh infeksi jamur atau
bakteri.
d. Kategori
obat : antibiotika topikal. Digunakan untuk mengobati ruam popok yang
terinfeksi bakteri.
|
DIAPER RASH
|
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Diaper rush adalah iritasi pada
kulit bayi yang terjadi di daerah bokong. Ini bisa terjadi jika popok basahnya
telat diganti, atau popoknya terlalu kasar dan tidak menyerap keringat, infeksi
jamur atau bakteri atau bahkan eksema. Ruam popok atau diaper rush merupakan
masalah kulit pada daerah genital bayi yang ditandai dengan timbulnya
bercak-bercak merah dikulit, biasanya terjadi pada bayi yang memiliki kulit
sensitif dan mudah terkena iritasi. Bercak-bercak ini akan hilang dalam
beberapa hari jika dibasuh dengan air hangat, dan diolesi lotion atau cream
khusus atau dengan melepaskan popok beberapa waktu.
B.
SARAN
Sebaiknya para orang tua lebih
memperhatikan bayinya terutama pada pemakaian popok, agar tidak terjadi diaper
rash. Dan para orang tua tidak malas untuk mengganti popok bayi apabila dirasa
popok tersebut telah penuh, yaitu 6 jam sekali.
|
DAFTAR
PUSTAKA
Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan
Anak dalam Kebidanan. Jakarta : TIM
andriansetyo.files.wordpress.com
|
||||
|
0 komentar:
Posting Komentar