BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Selasa, 25 Maret 2014

makalah diaper rash


MAKALAH ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA
DIAPER RASH
Dosen Pengampu : Kartika Sukmaningtyas, S.SiT



Kelompok :
1.      Agustina Rahmawati
2.      Nurul azah
3.      Haniatun Mari’ah
4.      Rizqi Putri Akhiriyani
Kelas : II.A



AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN IBU
KOTA PEKALONGAN


 
TAHUN 2013/2014
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...............................................................................................................i     
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A.    Latar Belakang...............................................................................................................1
B.     Rumusah Masalah..........................................................................................................1
C.     Tujuan............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................1
1.      PENGERTIAN DIAPER RASH..................................................................................3
2.      ANGKA KEJADIAN DIAPER RASH.......................................................................3
3.      PENYEBAB DIAPER RASH .................................................................................... 4
4.      FAKTOR YANG BERPERAN .................................................................................. 4
5.      GEJALA DIAPER RASH............................................................................................6
6.      PENCEGAHAN DIAPER RASH........................................................................7
7.      PENATALAKSANAAN DIAPER RASH..................................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................................11
A.    KESIMPULAN.................................................................................................11
B.     SARAN.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12










ii

 
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Diaper rash atau yang sering disebut sebagai ruam popok sering terjadi pada anak balita. Akibat dari iritasi pada bagian bokong bayi dan kebanyakan bayi baru lahir memiliki iritasi kulit yang tak berbahaya yang biasanya akan hilang sendiri.
Ini bisa terjadi jika popok basahnya telat diganti, popoknya terlalu kasar dan tidak menyerap keringat, infeksi jamur atau bakteri atau bahkan eksema. Diaper rush merupakan masalah kulit pada daerah genital bayi yang ditandai dengan timbulnya bercak-bercak merah di kulit, biasanya terjadi pada bayi yang memiliki kulit sensitif dan mudah terkena iritasi. Bercak-bercak ini akan hilang dalam beberapa hari jika dibasuh dengan air hangat dan diolesi lotion atau cream khusus ruam popok, atau dengan melepaskan popok beberapa waktu.

B.     TUJUAN
Tujuan Umum :
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita mengenai Diaper rash.

Tujuan Khusus :
1.      Agar mahasiswa mengetahui pengertian dari Diaper rash.
2.      Agar mahasiswa mengetahui angka kejadian dari Diaper rash.
3.      Agar mahasiswa mengetahui penyebab dari Diaper rash.
4.      Agar mahasiswa mengetahui apa saja faktor-faktor yang berperan dalam timbulnya Diaper rash.
5.      Agar mahasiswa mengetahui gejala dari Diaper rash.
6.      Agar mahasiswa mengetahui bagaimana penatalaksanaan dari Diaper rash.




1

 
 
C.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian dari Diaper rash ?
2.      Berapa angka kejadian ada Diaper rash ?
3.      Apa saja yang bisa menyebabkan terjadinya Diaper rash ?
4.      Faktor-faktor apa saja yang berperan dalam timbulnya Diaper rash ?
5.      Apa saja gejala dari Diaper rash ?
6.      Bagaimana penatalaksanaan dari Diaper rash ?
















2

 
 
BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Diaper Rash
Menurut beberapa ahli pengertian dari diaper rash :
a.       Diaper rash yang dikenal juga dengan eksim popok, dermatitis popok , napkin dermatitis, diaper dermatitis, adalah kelainan kulit yang timbul di daerah kulit yang tertutup popok, terjadi setelah penggunaan popok ( Diana, IA, 2006 )
b.      Eksim popok, yang disebut juga dermatitis popok adalah kelainan kulit/ ruam kulit yang timbul akibat radang di daerah yang tertutup popok, yaitu di alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipat paha dan perut bagian bawah. Penyakit ini sering terjadi pada bayi dan balita yang menggunakan popok, biasanya pada usia kurang dari 3 tahun, penyakit ini paling banyak pada usia 9 – 12 bulan ( Titi LS, 2000 )
c.       Eksim popok merupakan peradangan kulit di daerah popok yang paling sering diderita oleh bayi dan anak, kelainan ini dapat diderita oleh bayi laki-laki atau perempuan ( Lokananta MD, 2004 )
d.      Dermatitis popok atau diaper dermatitis adalah dermatitis yang terjadi pada daerah yang tertutup popok, biasanya disebabkan iritasi oleh urin dan feses ( Dharmadi HP, 2006 )
e.       Eksim popok adalah eksim yang terlokalisasi, paling tidak awalnya terjadi pada daerah yang tertutup popok dan keadaan ini terjadi setelah pemakaian popok         ( Diana IA, dkk, 2006 )
2.      Angka Kejadian Diaper Rash
a.       Menurut Titi L, dkk (2006), angka kejadian dermatitis pada usia 3-18 bulan, puncaknya pada usia 6-9 bulan; 50% dari bayi dan anak pernah menderita dermatitis popok dengan berbagai gambaran klinis mulai dari yang ringan sampai berat.
b.     
3

 
Menurut Lokananta, MD (2004), pasien bayi dan balita rawat jalan yang menderita kelainan ini berjumlah sekitar  1.000.000 anak setiap tahunnya. Lebih dari 50 pasien adalah bayi berusia 3-20 bulan, sedangkan insiden puncak kelainan ini adalah pada usia 7-15 bulan. Pada suatu penelitian yang dilakukan di Inggris, ditemukan 25% dari 12.000 orang tua mendapati ruang popok pada bayi mereka yang berusia 4 minggu.
c.       Menurut Boediardja, SA (2000), mengemukakan bahwa penyakit ini sering terjadi pada bayi dan balita yang menggunakan popok, biasanya pada usia kurang dari 3 tahun dan paling banyak pada usia 9-12 bulan.
3.      Penyebab Diaper Rash
Penyakit ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti faktor fisik, kimia, enzimatik dan biogenik (kuman dalam urin dan feses). Tetapi penyebab diaper rash/ eksim popok terutama disebabkan oleh iritasi terhadap kulit yang tertutup oleh popok karena cara pemakaian popok yang tidak benar, seperti :
a.       Penggunaan popok yang lama.
Perlu diketahui bahwa jenis popok bayi ada dua macam yaitu :
1)      Popok yang disposable (sekali pakai-buang atau sering juga disebut pempers bayi, disposable diaper). Bahan yang digunakan pada popok ini adalah bukan bahan tenunan tetapi bahan yang dilapisi dengan lembaran yang tahan air dan lapisan dengan bahan penyerap, berbentuk popok kertas maupun plastik.
2)      Popok yang dapat digunakan secara berulang (seperti popok yang terbuat dari katun).
Diaper rash banyak ditemui pada bayi yang memakai popok disposable                  ( kertas/plastik ) dari pada popok yang terbuat dari bahan katun, karena :
1)      Kontak yang terus-menerus antara popok kertas dengan kulit bayi serta dengan urin dan feses.
2)      Kontak bahan kimia yang terdapat dalam kandungan bahan popok itu sendiri.
3)      Di udara panas, bakteri dan jamur lebih mudah berkembang biak pada bahan plastik/ kertas daripada bahan katun.
b.      Tidak segera mengganti popok setelah bayi dan anak BAB/ BAK.
4.      Faktor-faktor yang berperan dalam timbulnya Diaper Rash
Faktor-faktor penyebab yang dipertimbangkan dalam terjadinya diaper rash, antara lain :
a.       Feses dan urine
b.      Kelembaban kulit
c.       Kulit yang basah dan kotor berlangsung lama
d.      Keadaan tertutup ketat oleh popok
e.      
4

 
Gesekan/ pergesekan dari selimut atau linen
f.       Suhu
g.      Jamur dan kuman
a.      Feses dan urine
Feses dan urine merupakan bahan-bahan yang sifatnya mengiritasi kulit. Feses yang tidak segera dibuang, bila bercampur dengan urine, akan menyebabkan pembentukan amonia. Amonia yang terbentuk dari urine dan enzime yang berasal dari feses akan meningkatkan keasaman (pH) kulit dan akhirnya menyebabkan iritasi pada kulit. Pada bayi yang diberi ASI lebih sedikit menderita diaper rash bila dibandingkan dengan bayi yang hanya diberikan susu formula. Hal ini disebabkan oleh karena ASI telah terbukti menurunkan pH feses.
b.      Kelembaban dan Kulit
Kelembaban yang berlebihan dikarenakan oleh penggunaan popok yang bersifat menutup kulit, sehingga menghambat terjadinya penyerapan dan menyebabkan kulit menjadi lembab .
Kulit yang lembab dapat menyebabkan hal-hal berikut ini :
1)      Lebih rentan terhadap gesekan antara kulit dengan popok sehingga kulit lebih mudah lecet dan mudah iritasi.
2)      Lebih mudah dilalui oleh bahan-bahan yang dapat menyebabkan iritasi (bahan iritan)
3)      Mempermudah pertumbuhan kuman dan jamur.
c.       Gesekan-gesekan
Gesekan-gesekan dengan pakaian, selimut atau linen dan gesekan-gesekan yang terjadi akibat aktivitas bayi juga dapat menimbulkan luka lecet yang akan memperberat diaper rash.
d.      Suhu
Peningkatan suhu kulit juga merupakan faktor yang memperberat diaper rash. Hal ini disebabkan oleh karena popok yang menghambat penyerapan sehingga hilangnya panas juga berkurang. Bila bayi/ anak demam, juga dapat memperberat diaper rash. Suhu yang meningkat akan mengakibatkan pembuluh darah melebar dan mudah terjadi peradangan.




5

 
 
e.       Jamur dan Kuman
Beberapa mikroorganisme seperti jamur candida albicans dan kuman/ bakteri staphylococcus aureus merupakan faktor penting yang berperan dalam timbulnya diaper rash. Hal ini disebabkan oleh keadaan kulit yang basah dan lembab, serta pemakaian popok yang berlangsung lama.
5.      Gejala Diaper Rash
Gejala diaper rash bervariasi dari yang ringan sampai dengan yang berat. Secara klinis dapat terlihat sebagai berikut :
a.       Gejala-gejala yang biasa ditemukan pada diaper rash oleh kontak dengan iritan, seperti : kemerahan yang meluas, berkilat, kadang mirip luka bakar, timbul bintil-bintil merah, lecet atau luka bersisik, kadang membasah dan bengkak pada daerah yang paling lama berkontak dengan popok, seperti pada paha bagian dalam dan lipatan paha (bagian cembung bokong).
b.      Gejala yang terjadi akibat gesekan yang berulang pada tepi popok, yaitu : bercak kemerahan yang membentuk garis di tepi batas popok pada paha dan perut.
c.       Gejala diaper rash oleh karena jamur candida yang ditandai dengan bercak atau bintil kemerahan warna merah terang, basah, dengan lecet-lecet pada selaput lendir anus dan kulit sekitar anus, lesi berbatas tegas dan terdapat lesi lainnya di sekitarnya.
Dampak bagi tingkah laku anak :
a.       Rewel karena gatal.
b.      Susah tidur, gelisah.
c.       Garuk-garuk, bisa sampai berdarah-darah jika langsung digaruk di tempat yang ruam.
Dampak bagi orang tua :
a.       Gelisah, tidak tenang, apalagi jika sudah di treatment, tapi tidak sembuh-sembuh sampai lama.
b.      Ikut sedih jika anak rewel karena gatal.
c.       Semakain khawatir jika ruam sampai digaruk dan berdarah.





6

 
 
Skema terjadinya Diaper Rash


 


















6.      Pencegahan Diaper Rash
Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan mengetahui penyebab dan faktor-faktor yang berperan dalam menimbulkan diaper rash, yaitu :
a.       Mengurangi kelembaban dan gesekan kulit, antara lain dengan :
1)      Segera mengganti popok setelah bayi/ anak BAK atau BAB. Dengan sering mengganti popok dapat mencegah terjadinya diaper rash.
2)     
7

 
Pada saat mengganti popok, bersihkan kulit bayi/ anak secara lembut dengan air hangat, kemudian keringkan. Untuk mengganti popok pada bayi yang BAB, gunakan sabun bayi, kemudian bilas dengan air sampai bersih. Keringkan dengan kain/ handuk yang lembut, angin-anginkan sebentar, baru dipakaikan popok yang baru dan bersih.
3)      Bila menggunakan popok disposable, pakaikan sesuai dengan daya tampung dan segera ganti.
4)      Hindari pemakaian popok yang ketat, tebal, terbuat dari bahan plastik, bahan yang terlalu kasar, kaku, dan terlalu menutup.
b.      Memilih popok yang baik
Sebenarnya popok sekali pakai atau popok yang dipakai berulang yang terbuat dari bahan kain katun sama baiknya dalam penggunaannya, asalkan orang tua mengetahui penggunaannya yang baik dan mencegah terjadinya diaper rash, seperti : popok harus diganti sesering mungkin dan segera setelah kotor. Popok sekali pakai yang  beredar di pasaran biasanya mengandung bahan yang dapat menyerap cairan sehingga kulit menjadi lebih kering dan dapat mempertahankan pH kulit mendekati normal sehingga mengurangi timbulnya diaper rash.
7.      Penanganan Diaper Rash
Perawatan kulit yang seksama dan higienis adalah penanganan terpenting ruam popok. Berikut beberapa cara perawatan ruam popok yang dapat membantu penyembuhan ruam popok pada bayi :
a.         Mengganti popok lebih sering dari biasanya.
b.         Mencuci bersih kulit bayi dengan sabun yang lembut, lalu mengeringkannya.
c.         Setelah dibersihkan, biarkan kulit terbuka terhadap udara, tanpa popok beberapa saat (selama mungkin).
d.        Makanan tertentu mungkin dapat memperburuk ruam. Contohnya makanan-makanan asam seperti jeruk dan saus tomat. Jangan memberikan makanan tersebut pada bayi sampai ruam hilang.
e.         Jika ruam disebabkan oleh dermatitis alergi, maka disarankan untuk menghentikan penggunaan sabun atau detergen baru yang dapat menyebabkan ruam.
f.          Jika ruam ternyata disebabkan oleh infeksi candida, maka cara perawatannya yaitu dengan menggunakan krim obat luar anti jamur.





8

 
 
Perawatan Medis Ruam Popok
Jika bayi ternyata memiliki infeksi candida, dokter mungkin akan merekomendasikan krim atau obat anti jamur. Jika ruam bukan karena infeksi jamur, dokter mungkin akan merekomendasikan pengobatan dengan krim atau salep steroid topikal. Jika bayi memiliki impetigo (infeksi bakteri), dokter mungkin akan memberikan obat antibiotik.
Berbagai obat atasi ruam popok :
a.    Kategori obat : pelindung kulit. Dalam kategori ini adalah obat-obat yang aman dan dijual bebas memiliki cara kerja melindungi kulit. Misalnya obat oles yang mengandung seng oksida (zinc oxide), bekerja sebagai antiseptik, menyejukkan kulit, dan mempercepat penyembuhan, juga petrolatum atau lanolin yang menahan air dalam kulit dan mencegah iritasi.
b.    Kategori obat : Anti jamur. Dipakai bila dicurigai ada infeksi jamur atau telah terbukti dengan pemeriksaan laboratorium. Biasanya yang digunakan adalah krim atau salep nistatin, klotrimazol, atau econazole nitrat, bekerja mematikan dan mencegah pertumbuhan jamur lebih lanjut.
c.    Kategori obat : steroid topikal (dioleskan di kulit). Bekerja mengurangi peradangan. Misalnya obat yang mengandung hidrokortison. Penggunaannya perlu hati-hati karena efek sampingnya. Dapat diserap tubuh jika dipakai berlebihan dan justru dapat memperparah ruam popok jika ternyata disertai oleh infeksi jamur atau bakteri.
d.   Kategori obat : antibiotika topikal. Digunakan untuk mengobati ruam popok yang terinfeksi bakteri.














9

 
 
DIAPER RASH

https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT9LEYOTmdLNylqvPHINV0x8H98Dyi0wCYP0nboyVGwZmI7C23dg0AYiHw

https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcScG30z_JS4flM0-ScBMt4CKEYywg4AqpV55hi8DT2aZd5j0qOTwV_r-aE                                https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSpjBBObaTRjxQ6VTKzUiG1Mv5wXSw6fZ64BEagwKlaziRpO6zvKazKHU0


https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ7KF9ecmQO0m_S3GozyzHDDScCdA8BQd0_57LZXdHDO242SC2dcYnJl0Bu




10

 
 
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Diaper rush adalah iritasi pada kulit bayi yang terjadi di daerah bokong. Ini bisa terjadi jika popok basahnya telat diganti, atau popoknya terlalu kasar dan tidak menyerap keringat, infeksi jamur atau bakteri atau bahkan eksema. Ruam popok atau diaper rush merupakan masalah kulit pada daerah genital bayi yang ditandai dengan timbulnya bercak-bercak merah dikulit, biasanya terjadi pada bayi yang memiliki kulit sensitif dan mudah terkena iritasi. Bercak-bercak ini akan hilang dalam beberapa hari jika dibasuh dengan air hangat, dan diolesi lotion atau cream khusus atau dengan melepaskan popok beberapa waktu.

B.     SARAN
Sebaiknya para orang tua lebih memperhatikan bayinya terutama pada pemakaian popok, agar tidak terjadi diaper rash. Dan para orang tua tidak malas untuk mengganti popok bayi apabila dirasa popok tersebut telah penuh, yaitu 6 jam sekali.
















11

 
 
DAFTAR PUSTAKA
Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta : TIM
andriansetyo.files.wordpress.com





















12

 


11

 
 
MAKALAH ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA
DIAPER RASH
Dosen Pengampu : Kartika Sukmaningtyas, S.SiT



Kelompok :
1.      Agustina Rahmawati
2.      Dewi Fatmawati
3.      Haniatun Mari’ah
4.      Rizqi Putri Akhiriyani
Kelas : II.A



AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN IBU
KOTA PEKALONGAN


 
TAHUN 2013/2014
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...............................................................................................................i     
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A.    Latar Belakang...............................................................................................................1
B.     Rumusah Masalah..........................................................................................................1
C.     Tujuan............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................1
1.      PENGERTIAN DIAPER RASH..................................................................................3
2.      ANGKA KEJADIAN DIAPER RASH.......................................................................3
3.      PENYEBAB DIAPER RASH .................................................................................... 4
4.      FAKTOR YANG BERPERAN .................................................................................. 4
5.      GEJALA DIAPER RASH............................................................................................6
6.      PENCEGAHAN DIAPER RASH........................................................................7
7.      PENATALAKSANAAN DIAPER RASH..................................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................................11
A.    KESIMPULAN.................................................................................................11
B.     SARAN.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12










ii

 
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Diaper rash atau yang sering disebut sebagai ruam popok sering terjadi pada anak balita. Akibat dari iritasi pada bagian bokong bayi dan kebanyakan bayi baru lahir memiliki iritasi kulit yang tak berbahaya yang biasanya akan hilang sendiri.
Ini bisa terjadi jika popok basahnya telat diganti, popoknya terlalu kasar dan tidak menyerap keringat, infeksi jamur atau bakteri atau bahkan eksema. Diaper rush merupakan masalah kulit pada daerah genital bayi yang ditandai dengan timbulnya bercak-bercak merah di kulit, biasanya terjadi pada bayi yang memiliki kulit sensitif dan mudah terkena iritasi. Bercak-bercak ini akan hilang dalam beberapa hari jika dibasuh dengan air hangat dan diolesi lotion atau cream khusus ruam popok, atau dengan melepaskan popok beberapa waktu.

B.     TUJUAN
Tujuan Umum :
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita mengenai Diaper rash.

Tujuan Khusus :
1.      Agar mahasiswa mengetahui pengertian dari Diaper rash.
2.      Agar mahasiswa mengetahui angka kejadian dari Diaper rash.
3.      Agar mahasiswa mengetahui penyebab dari Diaper rash.
4.      Agar mahasiswa mengetahui apa saja faktor-faktor yang berperan dalam timbulnya Diaper rash.
5.      Agar mahasiswa mengetahui gejala dari Diaper rash.
6.      Agar mahasiswa mengetahui bagaimana penatalaksanaan dari Diaper rash.




1

 
 
C.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian dari Diaper rash ?
2.      Berapa angka kejadian ada Diaper rash ?
3.      Apa saja yang bisa menyebabkan terjadinya Diaper rash ?
4.      Faktor-faktor apa saja yang berperan dalam timbulnya Diaper rash ?
5.      Apa saja gejala dari Diaper rash ?
6.      Bagaimana penatalaksanaan dari Diaper rash ?
















2

 
 
BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Diaper Rash
Menurut beberapa ahli pengertian dari diaper rash :
a.       Diaper rash yang dikenal juga dengan eksim popok, dermatitis popok , napkin dermatitis, diaper dermatitis, adalah kelainan kulit yang timbul di daerah kulit yang tertutup popok, terjadi setelah penggunaan popok ( Diana, IA, 2006 )
b.      Eksim popok, yang disebut juga dermatitis popok adalah kelainan kulit/ ruam kulit yang timbul akibat radang di daerah yang tertutup popok, yaitu di alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipat paha dan perut bagian bawah. Penyakit ini sering terjadi pada bayi dan balita yang menggunakan popok, biasanya pada usia kurang dari 3 tahun, penyakit ini paling banyak pada usia 9 – 12 bulan ( Titi LS, 2000 )
c.       Eksim popok merupakan peradangan kulit di daerah popok yang paling sering diderita oleh bayi dan anak, kelainan ini dapat diderita oleh bayi laki-laki atau perempuan ( Lokananta MD, 2004 )
d.      Dermatitis popok atau diaper dermatitis adalah dermatitis yang terjadi pada daerah yang tertutup popok, biasanya disebabkan iritasi oleh urin dan feses ( Dharmadi HP, 2006 )
e.       Eksim popok adalah eksim yang terlokalisasi, paling tidak awalnya terjadi pada daerah yang tertutup popok dan keadaan ini terjadi setelah pemakaian popok         ( Diana IA, dkk, 2006 )
2.      Angka Kejadian Diaper Rash
a.       Menurut Titi L, dkk (2006), angka kejadian dermatitis pada usia 3-18 bulan, puncaknya pada usia 6-9 bulan; 50% dari bayi dan anak pernah menderita dermatitis popok dengan berbagai gambaran klinis mulai dari yang ringan sampai berat.
b.     
3

 
Menurut Lokananta, MD (2004), pasien bayi dan balita rawat jalan yang menderita kelainan ini berjumlah sekitar  1.000.000 anak setiap tahunnya. Lebih dari 50 pasien adalah bayi berusia 3-20 bulan, sedangkan insiden puncak kelainan ini adalah pada usia 7-15 bulan. Pada suatu penelitian yang dilakukan di Inggris, ditemukan 25% dari 12.000 orang tua mendapati ruang popok pada bayi mereka yang berusia 4 minggu.
c.       Menurut Boediardja, SA (2000), mengemukakan bahwa penyakit ini sering terjadi pada bayi dan balita yang menggunakan popok, biasanya pada usia kurang dari 3 tahun dan paling banyak pada usia 9-12 bulan.
3.      Penyebab Diaper Rash
Penyakit ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti faktor fisik, kimia, enzimatik dan biogenik (kuman dalam urin dan feses). Tetapi penyebab diaper rash/ eksim popok terutama disebabkan oleh iritasi terhadap kulit yang tertutup oleh popok karena cara pemakaian popok yang tidak benar, seperti :
a.       Penggunaan popok yang lama.
Perlu diketahui bahwa jenis popok bayi ada dua macam yaitu :
1)      Popok yang disposable (sekali pakai-buang atau sering juga disebut pempers bayi, disposable diaper). Bahan yang digunakan pada popok ini adalah bukan bahan tenunan tetapi bahan yang dilapisi dengan lembaran yang tahan air dan lapisan dengan bahan penyerap, berbentuk popok kertas maupun plastik.
2)      Popok yang dapat digunakan secara berulang (seperti popok yang terbuat dari katun).
Diaper rash banyak ditemui pada bayi yang memakai popok disposable                  ( kertas/plastik ) dari pada popok yang terbuat dari bahan katun, karena :
1)      Kontak yang terus-menerus antara popok kertas dengan kulit bayi serta dengan urin dan feses.
2)      Kontak bahan kimia yang terdapat dalam kandungan bahan popok itu sendiri.
3)      Di udara panas, bakteri dan jamur lebih mudah berkembang biak pada bahan plastik/ kertas daripada bahan katun.
b.      Tidak segera mengganti popok setelah bayi dan anak BAB/ BAK.
4.      Faktor-faktor yang berperan dalam timbulnya Diaper Rash
Faktor-faktor penyebab yang dipertimbangkan dalam terjadinya diaper rash, antara lain :
a.       Feses dan urine
b.      Kelembaban kulit
c.       Kulit yang basah dan kotor berlangsung lama
d.      Keadaan tertutup ketat oleh popok
e.      
4

 
Gesekan/ pergesekan dari selimut atau linen
f.       Suhu
g.      Jamur dan kuman
a.      Feses dan urine
Feses dan urine merupakan bahan-bahan yang sifatnya mengiritasi kulit. Feses yang tidak segera dibuang, bila bercampur dengan urine, akan menyebabkan pembentukan amonia. Amonia yang terbentuk dari urine dan enzime yang berasal dari feses akan meningkatkan keasaman (pH) kulit dan akhirnya menyebabkan iritasi pada kulit. Pada bayi yang diberi ASI lebih sedikit menderita diaper rash bila dibandingkan dengan bayi yang hanya diberikan susu formula. Hal ini disebabkan oleh karena ASI telah terbukti menurunkan pH feses.
b.      Kelembaban dan Kulit
Kelembaban yang berlebihan dikarenakan oleh penggunaan popok yang bersifat menutup kulit, sehingga menghambat terjadinya penyerapan dan menyebabkan kulit menjadi lembab .
Kulit yang lembab dapat menyebabkan hal-hal berikut ini :
1)      Lebih rentan terhadap gesekan antara kulit dengan popok sehingga kulit lebih mudah lecet dan mudah iritasi.
2)      Lebih mudah dilalui oleh bahan-bahan yang dapat menyebabkan iritasi (bahan iritan)
3)      Mempermudah pertumbuhan kuman dan jamur.
c.       Gesekan-gesekan
Gesekan-gesekan dengan pakaian, selimut atau linen dan gesekan-gesekan yang terjadi akibat aktivitas bayi juga dapat menimbulkan luka lecet yang akan memperberat diaper rash.
d.      Suhu
Peningkatan suhu kulit juga merupakan faktor yang memperberat diaper rash. Hal ini disebabkan oleh karena popok yang menghambat penyerapan sehingga hilangnya panas juga berkurang. Bila bayi/ anak demam, juga dapat memperberat diaper rash. Suhu yang meningkat akan mengakibatkan pembuluh darah melebar dan mudah terjadi peradangan.




5

 
 
e.       Jamur dan Kuman
Beberapa mikroorganisme seperti jamur candida albicans dan kuman/ bakteri staphylococcus aureus merupakan faktor penting yang berperan dalam timbulnya diaper rash. Hal ini disebabkan oleh keadaan kulit yang basah dan lembab, serta pemakaian popok yang berlangsung lama.
5.      Gejala Diaper Rash
Gejala diaper rash bervariasi dari yang ringan sampai dengan yang berat. Secara klinis dapat terlihat sebagai berikut :
a.       Gejala-gejala yang biasa ditemukan pada diaper rash oleh kontak dengan iritan, seperti : kemerahan yang meluas, berkilat, kadang mirip luka bakar, timbul bintil-bintil merah, lecet atau luka bersisik, kadang membasah dan bengkak pada daerah yang paling lama berkontak dengan popok, seperti pada paha bagian dalam dan lipatan paha (bagian cembung bokong).
b.      Gejala yang terjadi akibat gesekan yang berulang pada tepi popok, yaitu : bercak kemerahan yang membentuk garis di tepi batas popok pada paha dan perut.
c.       Gejala diaper rash oleh karena jamur candida yang ditandai dengan bercak atau bintil kemerahan warna merah terang, basah, dengan lecet-lecet pada selaput lendir anus dan kulit sekitar anus, lesi berbatas tegas dan terdapat lesi lainnya di sekitarnya.
Dampak bagi tingkah laku anak :
a.       Rewel karena gatal.
b.      Susah tidur, gelisah.
c.       Garuk-garuk, bisa sampai berdarah-darah jika langsung digaruk di tempat yang ruam.
Dampak bagi orang tua :
a.       Gelisah, tidak tenang, apalagi jika sudah di treatment, tapi tidak sembuh-sembuh sampai lama.
b.      Ikut sedih jika anak rewel karena gatal.
c.       Semakain khawatir jika ruam sampai digaruk dan berdarah.





6

 
 
Skema terjadinya Diaper Rash


 


















6.      Pencegahan Diaper Rash
Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan mengetahui penyebab dan faktor-faktor yang berperan dalam menimbulkan diaper rash, yaitu :
a.       Mengurangi kelembaban dan gesekan kulit, antara lain dengan :
1)      Segera mengganti popok setelah bayi/ anak BAK atau BAB. Dengan sering mengganti popok dapat mencegah terjadinya diaper rash.
2)     
7

 
Pada saat mengganti popok, bersihkan kulit bayi/ anak secara lembut dengan air hangat, kemudian keringkan. Untuk mengganti popok pada bayi yang BAB, gunakan sabun bayi, kemudian bilas dengan air sampai bersih. Keringkan dengan kain/ handuk yang lembut, angin-anginkan sebentar, baru dipakaikan popok yang baru dan bersih.
3)      Bila menggunakan popok disposable, pakaikan sesuai dengan daya tampung dan segera ganti.
4)      Hindari pemakaian popok yang ketat, tebal, terbuat dari bahan plastik, bahan yang terlalu kasar, kaku, dan terlalu menutup.
b.      Memilih popok yang baik
Sebenarnya popok sekali pakai atau popok yang dipakai berulang yang terbuat dari bahan kain katun sama baiknya dalam penggunaannya, asalkan orang tua mengetahui penggunaannya yang baik dan mencegah terjadinya diaper rash, seperti : popok harus diganti sesering mungkin dan segera setelah kotor. Popok sekali pakai yang  beredar di pasaran biasanya mengandung bahan yang dapat menyerap cairan sehingga kulit menjadi lebih kering dan dapat mempertahankan pH kulit mendekati normal sehingga mengurangi timbulnya diaper rash.
7.      Penanganan Diaper Rash
Perawatan kulit yang seksama dan higienis adalah penanganan terpenting ruam popok. Berikut beberapa cara perawatan ruam popok yang dapat membantu penyembuhan ruam popok pada bayi :
a.         Mengganti popok lebih sering dari biasanya.
b.         Mencuci bersih kulit bayi dengan sabun yang lembut, lalu mengeringkannya.
c.         Setelah dibersihkan, biarkan kulit terbuka terhadap udara, tanpa popok beberapa saat (selama mungkin).
d.        Makanan tertentu mungkin dapat memperburuk ruam. Contohnya makanan-makanan asam seperti jeruk dan saus tomat. Jangan memberikan makanan tersebut pada bayi sampai ruam hilang.
e.         Jika ruam disebabkan oleh dermatitis alergi, maka disarankan untuk menghentikan penggunaan sabun atau detergen baru yang dapat menyebabkan ruam.
f.          Jika ruam ternyata disebabkan oleh infeksi candida, maka cara perawatannya yaitu dengan menggunakan krim obat luar anti jamur.





8

 
 
Perawatan Medis Ruam Popok
Jika bayi ternyata memiliki infeksi candida, dokter mungkin akan merekomendasikan krim atau obat anti jamur. Jika ruam bukan karena infeksi jamur, dokter mungkin akan merekomendasikan pengobatan dengan krim atau salep steroid topikal. Jika bayi memiliki impetigo (infeksi bakteri), dokter mungkin akan memberikan obat antibiotik.
Berbagai obat atasi ruam popok :
a.    Kategori obat : pelindung kulit. Dalam kategori ini adalah obat-obat yang aman dan dijual bebas memiliki cara kerja melindungi kulit. Misalnya obat oles yang mengandung seng oksida (zinc oxide), bekerja sebagai antiseptik, menyejukkan kulit, dan mempercepat penyembuhan, juga petrolatum atau lanolin yang menahan air dalam kulit dan mencegah iritasi.
b.    Kategori obat : Anti jamur. Dipakai bila dicurigai ada infeksi jamur atau telah terbukti dengan pemeriksaan laboratorium. Biasanya yang digunakan adalah krim atau salep nistatin, klotrimazol, atau econazole nitrat, bekerja mematikan dan mencegah pertumbuhan jamur lebih lanjut.
c.    Kategori obat : steroid topikal (dioleskan di kulit). Bekerja mengurangi peradangan. Misalnya obat yang mengandung hidrokortison. Penggunaannya perlu hati-hati karena efek sampingnya. Dapat diserap tubuh jika dipakai berlebihan dan justru dapat memperparah ruam popok jika ternyata disertai oleh infeksi jamur atau bakteri.
d.   Kategori obat : antibiotika topikal. Digunakan untuk mengobati ruam popok yang terinfeksi bakteri.














9

 
 
DIAPER RASH

https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT9LEYOTmdLNylqvPHINV0x8H98Dyi0wCYP0nboyVGwZmI7C23dg0AYiHw

https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcScG30z_JS4flM0-ScBMt4CKEYywg4AqpV55hi8DT2aZd5j0qOTwV_r-aE                                https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSpjBBObaTRjxQ6VTKzUiG1Mv5wXSw6fZ64BEagwKlaziRpO6zvKazKHU0


https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ7KF9ecmQO0m_S3GozyzHDDScCdA8BQd0_57LZXdHDO242SC2dcYnJl0Bu




10

 
 
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Diaper rush adalah iritasi pada kulit bayi yang terjadi di daerah bokong. Ini bisa terjadi jika popok basahnya telat diganti, atau popoknya terlalu kasar dan tidak menyerap keringat, infeksi jamur atau bakteri atau bahkan eksema. Ruam popok atau diaper rush merupakan masalah kulit pada daerah genital bayi yang ditandai dengan timbulnya bercak-bercak merah dikulit, biasanya terjadi pada bayi yang memiliki kulit sensitif dan mudah terkena iritasi. Bercak-bercak ini akan hilang dalam beberapa hari jika dibasuh dengan air hangat, dan diolesi lotion atau cream khusus atau dengan melepaskan popok beberapa waktu.

B.     SARAN
Sebaiknya para orang tua lebih memperhatikan bayinya terutama pada pemakaian popok, agar tidak terjadi diaper rash. Dan para orang tua tidak malas untuk mengganti popok bayi apabila dirasa popok tersebut telah penuh, yaitu 6 jam sekali.
















11

 
 
DAFTAR PUSTAKA
Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta : TIM
andriansetyo.files.wordpress.com





















12

 


11